TAHUKAH KAMU ???
1. Menurut data KLH (KEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUP), pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Lebih lanjut diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang tiap hari di Indonesia mencapai 2,1 kg.
Dari 0,8 kg sampah/hari, 15 persennya adalah sampah plastik. Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton per hari; sedangkan jumlah timbunan sampah nasional diperkirakan mencapai 176.000 ton per hari.
(tahun 1995) 15% dari 0,8 sampah/hari = sampah plastic
2. Berdasarkan data dari BPS (BADAN PUSAT STATISTIK) tahun 2004, dari total timbunan sampah yang terangkut dan di buang di Tempat Pembuangan akhir (TPA) berjumlah sekitar 41,28 %, di bakar 35,59 %, dikubur 7,97 %, di buang sembarangan (ke sungai, saluran, jalan, dsb) 14,01 % dan yang terolah (di kompos dan didaur ulang) hanya 1,15 %.
3. Menurut Dinas Kebersihan Jakarta, 1 warga Jakarta = 2 kg sampah/hari. Volume sampah seluruh masyarakat Jakarta per hari = berat 7,000 ekor gajah. Atau, cukup untuk menutup 2,600 lapangan sepakbola. Bahkan, volume sampah untuk 2 hari = volume candi Borobudur!
4. Di Amerika, sampah botol plastik yang didaur ulang hanya 12 % atau 40 juta botol perhari. 88 % sisanya, menumpuk dan menggunung tanpa bisa diurai oleh lingkungan. Hal ini disebabkan, botol air minum kemasan kebanyakan hanya dirancang untuk sekali pakai saja. Pemakaian berulang akan mengikis lapisan plastik dan zat karsinogenik (pemicu kanker) akan terlepas dan masuk ke air minum. Hal inilah yang membuat sampah dalam bentuk botol plastik makin lama makin menggunung. Jadi sebenarnya, ketika seseorang memutuskan membeli air minum kemasan, justru yang sesungguhnya terjadi adalah ia sedang membeli sampah yang sulit diurai.
5. Limbah plastik bekas botol/gelas air kemasan, ternyata menjadi penyumbang limbah terbesar. Studi International Council of Bottled Water Association menunjukkan bahwa pada tiga tahun pertama dari dekade ini, penduduk dunia telah meminum air mineral kemasan sebanyak 500 juta liter. WWF (World Wildlife Fund) mengungkapkan, industri air mineral kemasan menghasilkan 1,5 juta ton plastik setiap tahun sebagai wadahnya. Ketika wadah itu kosong menjadi limbah, sebagian besar sampah itu dibuang, dibakar. Atau ada juga yang sempat didaur ulang.
Jenis Plastik pada Botol Kemasan
Plastik mengandung Bisphenol-A. Bisphenol-A adalah perusak hormone. Berbagai penelitian telah menghubungkan Bisphenol-A dengan dosis rendah dengan beberapa dampak terhadap kesehatan, seperti perubahan permanen pada organ kemaluan, meningkatkan kadar prostat, penurunan kandungan hormon testosteron, memungkinkan terjadinya kangker payudara, sel prostat menjadi lebih sensitif terhadap hormon dan kangker, dan membuat seseorang menjadi hiperaktif.
Botol minum plastic masuk ke dalam kategori jenis plastik jenis PET (kode dikeluarkan oleh The Socienty of Plastic Industry pada tahun 1988 Amerika Serikat dan diadopsi oleh ISO).
JENIS 1 : Biasanya, pada bagian bawah atau dasarkemasan botol plasyik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 ditengahnya serta tulisan PETE atau PET (Polyethylene terephthalate) dibawah segitiga. biasa untuk dipakai botol plastik, seoerti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. berwarna jernih/ transparan/ tembus pandang.Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenok (dapat menyebabkan kangker) dalam jangka panjang. Terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
Botol minum plastic masuk ke dalam kategori jenis plastik jenis PET (kode dikeluarkan oleh The Socienty of Plastic Industry pada tahun 1988 Amerika Serikat dan diadopsi oleh ISO).
JENIS 1 : Biasanya, pada bagian bawah atau dasarkemasan botol plasyik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 ditengahnya serta tulisan PETE atau PET (Polyethylene terephthalate) dibawah segitiga. biasa untuk dipakai botol plastik, seoerti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. berwarna jernih/ transparan/ tembus pandang.Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenok (dapat menyebabkan kangker) dalam jangka panjang. Terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.